Selasa, 19 Juli 2011

Bangunan Belakang Pendopo Dirancang Ir. Soekarno

Walaupun politki merupakan jalan pilihannya, tetapi  Ir. Soekarno yang kemudian hari menjadi Presiden Republik Indonesia yang pertama ternyata tidak mengabaikan kemampuannya sebagai perancang. Memang ia tak sehebat gurunya, Prof. C.P. Wolff Schoemaker dan tidak banyak jumlah bangunan yang dirancangnya, tetapi jejaknya hingga kni masih bisa disaksikan. Sekali waktu,  jika kita menyusuri halaman Pendopo Kota Bandung, maka di bagian belakang bangunan utama terdapat salah satu bangunan hasil rancangannya yang kini dijadikan tempat kediaman Wali Kota Bandung.


Kebanyakan bangunan-bangunan hasil rancangan Soekarno didirikan sampai tahun 1930-an, yakni setelah ia menjalani pembuangan ke Endeh. Bangunan-bangunan itu memiliki ciri khas. Atapnya bersusun dua, memperlihatkan rasa kagumnya kepada gurunya Prof. C.P. Wolff Schoemaker. Di puncak atap bangunan hasil rancangannya itu, selalu terdapat ornamen yang bentuknya menyerupai gada.
Mengenai hal ini, terdapat beberapa pendapat. Satu diantaranya, gada merupakan lambang kejantanan dan keperkasaan. Bukankah senjata tersebut merupakan senjata yang biasa digunakan oleh Bima salah seorang dari  Pandawa Lima? Soekarno adalah penggemar berat wayang, dan sekaligus pengagum Bima.

Bangunan hasil rancangan Soekarno pada umumnya merupakan bangunan rumah tinggal. Namun berbeda dengan arsitek Belanda pada umumnya yang memperoleh kesempatan merancang bangunan-bangunan besar di daerah utara Bandung, bangunan-bangunan hasil rancangan Soekarno terletak di selatan Bandung. Pemisahan kedua wilayah ini dibatasi oleh Groot Postweg ( Jalan Asia Afrika sekarang), sekaligus membedakan kelompok penghuninya. Bandung bagian utara yang ditata rapi dan sangat mempertimbangkan estetika, dijadikan hunian orang-orang Belanda dan Eropa lainnya. Sebaliknya daerah bagian selatan merupakan tempat tinggal penduduk pribumi.

Bangunan-bangunan hasil rancangan Ir. Soekarno di Kota Bandung antara lain :
1.   Gedung paviliun utara Hotel Preanger Aeorwisata, di Jalan Asia Afrika nomor 82, dibangun tahun 1929.
2.   Sepasang bangunan di Jalan Gatot Subroto nomor 54 dan 56 dibangun tahun 1935. Kedua bangunan tersebut menjadi gerbang masuk ke Jalan Malabar.
3.   Deretan bangunan rumah tinggal di Jalan Kasim nomor 6, 8 dan 10. Terdiri dari empat bangunan yang dibangun tahun 1925.
4.   Bangunan rumah tinggal di Jalan Kaca-kaca Wetan nomor 8, dibangun sebelum tahun 1930.
5.   Bangunan rumah tinggal di Jalan Dewi Sartika nomor 107, dibangun tahun 1922
6.   Bangunan rumah tinggal di Jalan Pungkur (Jalan A. Muis) nomor 196.
7.   Bangunan tambahan di bagian selatan pendopo kota (Sebelumnyanya kabupaten) Bandung yang kini dijadikan rumah dinas Wali Kota Bandung, di Jalan Dalem Kaum, dibangun tahun 1935.
8.   Bangunan rumah tinggal di Jalan Palasari nomor 5, dibangaun tahun 1931.
9.   Bangunan rumah tinggal di Jalan Pasir Koja nomor 25.
10.  Sebuah bangunan lainnya yang sebelumnya dijadikan rumah tinggal di Jalan Gatot Subroto nomor 17, kini tinggal bagian depannya. Bagian belakang dan interiornya sudah berubah sama sekali menjadi toko roti.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar