Minggu, 14 Agustus 2011

Dago Pakar Tempat Pembuatan Senjata Manusia Prasejarah

Dago Pakar letaknya hanya sekitar enam kilometer dari pusat kota. Berada pada satu daearh sekitar 700 meter di atas permukaan laut. Dago Pakar berhawa relatif sejuk. Pemandangannya indah. Dari tempat ini, pusat Kota Bandung terhampar di depan mata. Karena itu tak heran jika daerah ini berkembang menjadi tempat hunian dan tempat wisata kuliner paling bergengsi di Bandung.

Dago Pakar selama ini dipercaya sebagai tempat yang sebelumnya dijadikan hunian manusia prasejarah, walaupun hingga kini belum pernah ditemukan kerangka manusianya. Salah satu lokasi yang dijadikan situs di antaranya Taman Hutan Raya Ir. H. Juanda.


Taman Hutan Raya Ir. H. Juanda berada pada suatu daearh berketinggian 700 – 1.200 meter di atas permukaan laut. Tempat ini bukan hanya bisa dibayangkan sebagai tempat hunian manusia prasejarah. Sebagai museum hidup (arboreteum), koleksi tanamannya mencapai lebih dari 2.500 jenis, baik yang berasal dari dalam maupun luar negeri.

Sejarah berdirinya taman hutan raya tersebut dimulai sebagai hutan lindung yang batas-batasnya ditentukan berdasarkan pengukuran tahun 1922. Namun pada tahun 1963, hutan lindung tersebut mulai disiapkan sebagai hutan wisata atau kebun raya. Untuk itu, areal seluas 30 ha kemudian ditanami pohon-pohon yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia dan luar Indonesia. Kebun raya tersebut diresmikan Gubernur Kepala Daerah tingkat I Jabar, Brigjen H. Mashudi pada tanggal 23 Agustus 1965.

Kehadiran kebun raya tersebut memiliki arti sangat penting, mengingat fungsinya bagi hidro-orologis Dataran Tinggi Bandung karena keberadaannya di daerah hulu sungai Cikapundung, salah satu anak Sungai Citarum. Kawasan itu merupakan daerah resapan yang menjamin ketersediaan air tanah bagi penduduk kota Bandung. Selain itu, berfungsi sebagai paru-paru Kota Bandung.

Mengingat perannya yang sangat strategis, kebun raya tersebut kemudian diusulkan menjadi taman hutan raya. Gagasannya berawal dari Mashudi dan Ismail Saleh serta Menteri Kehutanan Soedjarwo. Sejak itu, luas arealnya ditambah sehingga mencapai 590 ha, dan 30 ha di antaranya diperuntukkan wisata.

Taman Hutan Raya Ir. H. Djuanda diresmikan Presiden Soeharto pada tanggal 14 Januari 1985, bertepatan dengan hari kelahiran Ir. H. Djuanda Kartawidjaja. Tokoh nasional dan Pahlawan Kemerdekaan Nasional ini dikenal sebagai administrator yang baik dan jujur. Selama 17 tahun (1946-1983), ia dipercaya memangku 18 kali jabatan menteri. Sekali sebagai menteri muda, 14 kali sebagai menteri, dan tiga kali sebagai menteri pertama.

THR Ir. H. Djuanda sering menjadi obyek studi bagi pelajar, mahasiswa dan para ahli dalam bidang pengenalan pohon. Kekayaannya mencapai jumlah sekitar 2.500 jenis pohon yang termasuk dalam 40 familia dari 108 species.

Dalam sejarah geologi Dataran Tinggi Bandung, kawasan yang kini dijadikan taman hutan raya tersebut dipercaya sebagai salah satu tempat hunian dan pembuatan senjata manusia purba yang menempati daerah pinggiran Situ Hyang tatkala Bandung masih merupakan danau.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar